Kamis, 30 September 2010

Sistem Penangkal Petir

Terjadinya Petir
Petir merupakan gejala listrik. Bila terjadi proses kondensi di angkasa dan udara naik ke atas pada kecepatan angin tertentu akan melahirkan titik2 air yang bergesekan dan menimbulkan muatan 2 listrik.
Kumulasi muatan listrik yang besar akan melahirkan medan listrik baik bagi kumulasi electron maupun kumulasi proton.
Bumi memiliki jumlah besar electron maupun proton dan terjadilah medan listrik yang saling tarik menarik untuk mencapai keseimbangan.
Petir pada dasarnya merupakan loncatan listrik dari awan2 yang bermuatan ke bumi, dan benda2 yang berada dipermukaan bumi berfungsi sebagai penghantar muatan listrik ke tanah.
Namun, kilat atau sambaran petir bisa terjadi antara awan dengan awan atau awan dengan bumi.
Sambaran petir mempunyai kemampuan merusak yang sangat berat dan merugikan bagi obyek2 dibumi :
- Merusak secara mekanik berupa hancurnya bangunan2 tinggi maupun bangunan 2 rendah
- Meledakkan, membakar dan memanaskan pada pada tangki minyak atau gas maupun bahan peledak serta kebakaran hutan
- Menyebabkan tegangan induksi pada obyek sekitar karena menamcarkan medan listrik dan medan magnaet yang dapat merusak perangkat elektronik baik diluar maupun sidalam gedung.
- Kematian atau cedera manusia atau makhluk hidup secara mengerikan.

Akibat yang ditimbulkan Petir
Akibat elektrikal : terjadinya arus listrik berkekeuatan tinggi dapat mencapai ribuan ampere
Akibat Thermal : terjadinya panas sehingga dapat membakar benda2 yang terkena petir. (pohon hangus)
Akibat Mekanikal : Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda2 yang dilalui arus listrik akibat getaran., ledakan atau pemuaian.

Daerah Sambaran Petir
1. Daerah yang basah dan berair (airadalah penghantar listrik yang baik)
2. Daerah yang terbuka
3. Pohon yang tinggi
4. Bangunan tingi maupun rendah
5. Tiang listrik (teg tinggi, menengah atau rendah)
6. Gardu2 distribusi listrik

Sistem Penangkal Petir
Sistem Franklin (system Konvensional)
Sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air )
Daerah yang dilindungi sari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Disistem ini hanya menggunakan sebuah spit pengangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi.

Sistem Faraday (sangkar faraday)
Pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang punya atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir.

Sistem Radio Aktif
Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.
Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.
Alatnya disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilararang.
Sebagai gantinya ada system penangkal petir model Energi Froide (electrostatic Field) atau yang terkenal dengan EF.
EF Lightning Protection System
merupakan system penangkal petir modern. Ada 3 prinsip yang sangat penting dimiliki oleh EF :
Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup terhadap obyek sekitar dengan menggunakan terminal penerima dan kabel penghantar khusus yang memiliki sifat isolasi tegangan tinggi
Menciptakan electron bebas awal yang besar sebagai streamer emission pada bagian puncak dari system terminal
Penggabungan EF Terminal dengan EF Carier yang memiliki isolasi tegangan tinggi memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi.
Sistem penangkal petir ini terbagi dalam 2 yaitun EF Terminal yang diletakkan dipuncak bangunan sebagai penangkal petir dan EF Carier (kabel Penghantar ) yang masuk kedalam tanah.

Sistem Transportasi dalam Bangunan

Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat transportasi tersebut adalah :
a. Vertikal , berupa elevator
b. Horizontal berupa konveyor
c. Miring berupa escalator

Elevator
Ini sering disebut dengan lift, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.

Lift dapat dibagi menurut fungsinya :
a. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia
b. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
c. Lift uang/ makanan (dumb waiters)
d. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sbg lift barang)

Untuk menentukan criteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :
• Type dan fungsi dari bangunan
• Banyaknya lantai
• Luas tiap lantai
• Dan intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :
1. Sistem gearless
Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dsb (sekarang ada juga lift yang mesinnya disamping)
2. Sistem hydrolic
Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift makanan dan uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia contoh di Bandara Kuala Lumpur

Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a. Lift pit
Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.
b. Ruang luncur (hoistway)
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beben pengimbang.
c. Ruang mesin
Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya kereta)

Bentuk dan Macam Lift
Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung
1. Lift Penumpang (yang tertutup)
Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan kebutuhan standart.
2. Lift Penumpang (yang transparan)
Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan)biasanya diletakkan di Hall
3. Lift untuk Rumah Sakit
Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi denganlayak
4. Lift untuk kebakaran (barang)
Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya harus tahan kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api)

Konveyor
Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/ horizontal. Dipaang dalam keadaan datar atau sudt kemiringan kurang dari 10 derajat.
Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di bandara, terminal, pabrik

Eskalator
Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititk beratkan pada pengangkutan orang dengan arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35 derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm, untuk 2 orang sekitar 100-120 cm.Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.

Senin, 20 September 2010

Estimasi Biaya


Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.
Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:
- Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar, melakukan estimasi (perhitungan), dll.
- Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.
Estimasi dibedakan menjadi:
- Estimasi biaya konseptual
- Estimasi biaya detail
Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang akan dibangun.
Contoh:
Untuk rumah SEDERHANA seluas 70m2 (belum ada gambar rencana dan spesifikasi).
Biaya satuan rumah sederhana adalah Rp. 750.000 per meter persegi.
Maka biaya total (biaya konseptual) adalah 70m2 x Rp. 750.000/m2 = Rp. 52.500.000,- (akurasinya -30% hingga +50%)
Untuk rumah MEWAH seluas 500m2 (belum ada gambar rencana dan spesifikasi).
Biaya satuan rumah mewah adalah Rp. 3.750.000 per meter persegi.
Maka biaya total (biaya konseptual) adalah 500m2 x Rp. 3.750.000/m2 = Rp. 1.875.000.000,- (akurasinya -30% hingga +50%)
Bila rencana rumah di atas telah memiliki dokumen rencana yang lengkap (rumah sederhana dengan luas 68 m2, rumah mewah menjadi 479 m2), maka estimasi biayanya dapat dilakukan secara detail dengan menghitung volume dan biaya satuan tiap komponen bangunan sehingga diperoleh biaya total yang lebih akurat (-5% hingga +15%).
Tahapan Proyek Konstruksi
Tahapan Proyek
Tahapan Proyek
Estimasi biaya konseptual juga dapat dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang diperbaharui dengan menggunakan indeks biaya (harga).
Berikut ini adalah contoh indeks biaya (harga) konstruksi di Amerika sejak tahun 1913 hingga 1978:
metode-indeks-biaya-harga
Contoh estimasi biaya konseptual dengan menggunakan indeks biaya (harga):
Untuk membangun jalan antar kota di Amerika pada tahun 1970 dibutuhkan biaya USD 75 per m2.
Maka jika pada tahun 1978 akan dibangun jalan antar kota di Amerika, biaya yang dibutuhkan adalah:
1790
= ———- x USD 75 per m2
800
= 2.24 x USD 75 per m2
= USD 167.81 per m2
Metode Faktor Kapasitas
Antara beberapa proyek bangunan sejenis namun besar dan luasnya berbeda terdapat suatu korelasi yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi biaya konseptual.
Korelasi tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:
K2
B2 = B1 {—-}^x
K1
dimana:
B2 = Estimasi biaya bangunan sejenis yang baru dengan kapasitas K2
B1 = Biaya bangunan lama dengan kapasitas K1
K2 = Kapasitas bangunan baru
K1 = Kapasitas bangunan lama
x = Faktor kapasitas sesuai jenis bangunan
Berikut adalah faktor kapasitas untuk berbagai jenis bangunan:
metode-faktor-kapasitas
Metode Rasio Biaya Komponen Bangunan
Tiap-tiap komponen bangunan memiliki rasio tertentu terhadap biaya total bangunan yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi biaya konseptual.
Berikut ini adalah contoh rasio biaya tiap komponen pada bangunan laboratorium:
metode-rasio-biaya
Biaya investasi untuk suatu bangunan (konstruksi) dibedakan atas biaya konstruksi (construction), biaya non-konstruksi (non-construction), dan biaya daur hidup (life-cycle).
biaya-konstruksi
Estimasi (perhitungan) biaya konstruksi secara detail didasarkan atas:
– Gambar rencana yang detail
– Spesifikasi kegiatan atau pekerjaan yang detail.
Biaya tiap kegiatan atau pekerjaan disebut biaya satuan kegiatan atau pekerjaan (harga satuan pekerjaan).
Biaya satuan pekerjaan dirinci berdasarkan:
– Bahan yang digunakan,
– Alat yang digunakan,
– Pekerja yang terlibat untuk pekerjaan tersebut.
Biaya-biaya di atas adalah biaya yang langsung (direct) berkaitan dengan kegiatan/pekerjaan tersebut dan disebut biaya langsung (direct cost).
Komponen biaya langsung (direct cost) antara lain dipengaruhi oleh:
1. Lokasi pekerjaan.
Contoh, harga di Bandung berbeda dengan Jakarta
2. Ketersediaan bahan, peralatan, atau pekerja.
Contoh, ketika semen langka di pasaran, harga yang normalnya Rp. 31.000/zak menjadi Rp. 40.000/zak
3. Waktu.
Contoh, pekerjaan galian yang normalnya dilaksanakan dalam 2 hari biayanya Rp. 25.000,- per m3, bila harus dipercepat menjadi 1 hari, biayanya meningkat menjadi Rp. 45.000,-.
Disamping biaya langsung, terdapat pula biaya tambahan (mark up) atau biaya tidak langsung. Komponen biaya tambahan terdiri dari:
1. Biaya Over head
Biaya Over head adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja.
Contoh, ketika bagian logistik memesan semen dilakukan dengan menggunakan telepon genggam (HP). Biaya pulsa telepon tersebut tidak dapat ditambahkan pada harga semen yang dipesan.
Contoh lain biaya operasional kantor proyek di lapangan (site office) seperti listrik, air, telepon, gaji tenaga administrasi, dst. tidak dapat dimasukkan ke biaya pekerjaan pondasi beton.
2. Biaya tak terduga (contingency cost)
Biaya tak terduga (contingency cost) adalah biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi (meskipun belum pasti terjadi).
Contoh: untuk pekerjaan pondasi beton diperlukan pemompaan lubang galian yang sebelumnya tidak diduga akan tergenang air hujan.
3. Keuntungan (profit)
Keuntungan (profit) adalah jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak.
4. Pajak (tax),
berupa antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, Pajak Penghasilan (PPh), dll.
Biaya (Harga) Satuan Pekerjaan
Biaya (harga) satuan pekerjaan adalah jumlah:
– Total biaya bahan yang digunakan,
– Total biaya peralatan yang digunakan,
– Total upah seluruh pekerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Contoh:
Biaya satuan (1m3) beton K-250 untuk pondasi pelat adalah sebesar Rp. 453.000,-. Artinya biaya satuan tersebut meliputi total biaya bahan yang digunakan, total biaya peralatan yang digunakan, dan total upah seluruh pekerja yang terlibat dalam pembuatan 1 m3 beton K-250.
Biaya satuan (buah) pondasi pelat beton adalah sebesar Rp. 675.000,- Artinya biaya satuan tersebut meliputi biaya bahan (beton, tulangan, cetakan) yang digunakan, biaya peralatan (cangkul, sekop, pengaduk beton, pemadat beton, dll.) yang digunakan, serta upah seluruh pekerja (menggali & menimbun, pasang cetakan, mengecor, memadatkan beton, dsb.)
Contoh Biaya (Harga) Satuan Bahan
harga-satuan-bahan-example
Contoh Biaya (Harga) Satuan Peralatan
harga-satuan-peralatan-example
Contoh Biaya (Harga) Satuan Upah
satuan-upah
Contoh Biaya (Harga) Satuan Pekerjaan
satuan-pekerjaan1
Biaya (Harga) Satuan dan Indeks Harga (Price Index)
Biaya satuan bahan, biaya satuan alat,dan biaya satuan upah dapat berbeda dari waktu ke waktu dan satu lokasi ke lokasi lain.
Dengan menggunakan Indeks biaya (harga) maka estimator tidak perlu melakukan survei harga ulang untuk seluruh jenis bahan, peralatan maupun upah.
Survei hanya dilakukan untuk beberapa jenis bahan dan upah tenaga kerja yang paling banyak dipakai dalam proyek tersebut. Contoh: pada pekerjaan gedung, maka bahan utamanya adalah semen, pasir, baja tulangan, bata merah atau batako.
rumus
dimana,
PI : Indeks Harga untuk faktor pengali harga baru
Pi : Harga baru untuk bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang
P0 : Harga lama bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang
n : Jumlah bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang
Contoh Penghitungan Indeks Harga (Price Index)
Kasus: Penentuan Indeks Harga untuk mengubah biaya (harga) satuan Kota Bandung menjadi harga satuan Kota Pekanbaru untuk kurun waktu yang sama. Dalam contoh pada tahun 2001.
indeks-harga
Untuk menentukan biaya (harga) satuan tahun 2005, maka perlu dihitung Indeks Harga akibat perubahan waktu (2001-2005).
Contoh Penggunaan Indeks Harga (Price Index)
contoh-indeks-harga
Struktur Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek Konstruksi
rab

Senin, 13 September 2010

Cerpen Pribadi

BERKENALAN DENGAN DIA

Berawal dari sebuah perkenalan yang tidak di duga-duga. Tidak pernah saling ngomng. Ketemu cuma sekejap. Tapi diri ini tidak bisa berbohong. tiap hari yang terbayang cuma dia, hanya kemudian dengan usaha yang keras akhirnya bayangannya pun lenyap.
Tetapi  diri ini dan dia punya kesempatan untuk ketemu lagi, walaupun kemudian waktunya bertatap muka lebih banyak, kesempatanku untuk melihat wajahnya lebih lama, tapi seperti sebelumnya diri ini belum bisa bertutur sapa dengan dia. Setelah hari itu pun bayangannya kembali muncul di layar kacamataku, dan kmudian hilang lagi.
Dan terus begitu sampai selanjutnya,
Sampai kemudian suatu hari kembali mendapat kesempatan untuk bertemu dia lagi secara laangsung. Malah dengan kurun waktu yang sangat lama, 5 hari bersama dan malah ternyata berada di rumah yang sama selama itu. Hari pertama bertemu masih seperti biasanyaa, diam saling cuek dan sesekali saling sapa.
Hari kedua mulai ada sedikit canda tawa ria bersama-sama. dan semakin lama canda semakin banyak secara kuantitasnya. hari-hari mulai akrab, saling bantai-membantai yang tidak jelas sampai pembicaraan serius tentang ilmu dan pengalaman. Pergi berlibur bersama dan tanpa terasa keakraban mulai terjalin, walaupun itu semacam keakraban yang agak aneh.dan hari perpisahan kembali datang, perpisahan yang mungkin lama untuk bisa ketemu kembali. Ketemu yang mungkin harus berminggu-minggu lagi atau bertukar bulan di langit baru ada kesempatan... BERSAMBUNG!!!